LAPORAN KIMIA MINYAK BUMI

Makalah Kimia
MINYAK BUMI






DISUSUN OLEH:
KELAS XI MIA 4
KELOMPOK KARBON
1.       MUHAMMAD ASRUL FAJRI (KOORDINATOR)
2.       SUCI ARSI RAMDHANI ( SEKRETARIS)
3.       ISTIQOMAH CAHYANINGRUM
4.       NURAZIZAH BASRI
5.       MIRNAWATI
6.       ARISANDY
7.       MUH. FADJRIN


SMA NEGERI 1 BARRU
TAHUN PELAJARAN 2015/2016




KATA PENGANTAR
            Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kimia yang berjudul “MINYAK BUMI”. Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang diberikan oleh guru pembimbing kepada kelompok kami. Makalah ini dapat menjadi penuntun siswa dalam memahami materi yang disajikan.
            Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada guru pembimbing dan teman-teman yang telah banyak membantu  dalam proses penyelesaian  makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat oleh  pembaca.  Meski  makalah  ini  masih  mempunyai  kekurangan, kami selaku penyusun mohon kritik dan sarannya. Terima kasih.

Barru,       Agustus 2015

                                                                                                                                                                                                  Penyusun










DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………..      i
KATA PENGANTAR ……………...………………………………………….      ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..       iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………….       1
A.    Latar Belakang Masalah ……………………………………………….       1
B.     Rumusan Masalah …………….……………………………………….        2
C.     Tujuan Penulisan ...………………………………………………….....        2
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………..       3
A.    Proses Pembentukan Minyak Bumi..………………….………………..       4
B.     Komposisi Minyak Bumi ……………………………………………....       8
C.     Proses Pengolahan Minyak Bumi………………………………………       9
D.    Dampak Penggunaan Minyak Bumi Serta Solusinya ………………….       9
E.     Manfaat dari Pengolahan Minyak Bumi …………………………….....       11
BAB III PENUTUP …………………………………………………………...       12
A.    Kesimpulan …………………………………………………………….       12  
B.     Saran …………………………………………………………………...       12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………        iv






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
            Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati.                                                                                                               Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan gas. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi ini disebut petrokimia. Baru-baru ini puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.                                                                                                                                    Minyak bumi dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini juga akan mempengaruhi produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut.                                                          Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber eneri yang tidak dapat diperbaharui, sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat luas dan cukup memegang peranan penting atau menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai contoh minyak bumi dan gas alam digunakan sebagai sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor, dan industri, kedua bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.                                                         Oleh karena itu sebagai generasi penerus bangsa, kita juga harus memikirkan bahan bakar alternatif apa yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil ini, jika suatu saat nanti bahan bakar ini habis.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana proses pembentukan minyak bumi?
2.      Apa komposisi dari minyak bumi?
3.      Bagaimana proses pengolahan minyak bumi?
4.      Apakah dampak dan solusi dari penggunaan minyak bumi?
5.      Apakah manfaat dari hasil pengolahan minyak bumi ?
C.     Tujuan Penulisan
            Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1.      Dapat mengetahui proses pembentukan minyak bumi.
2.      Dapat mengetahui komposisi minyak bumi.
3.      Dapat mengetahui pengolahan dari minyak bumi.
4.      Dapat mengetahui dampak dan solusi dari penggunaan minyak bumi.
5.      Dapat mengetahui manfaat dari hasil pengolahan minyak bumi.













BAB II
PEMBAHASAN
MINYAK BUMI
        Minyak Bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul yang paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus maupun bercabang), sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak Bumi mempunyai keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.                                   
Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai lurus atau bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen dengan rumus umum CnH2n+2. Pada umumnya minyak Bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon per molekulnya, meskipun molekul dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin ada di dalam campuran tersebut.                           
 Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi bensin, sedangkan alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34) akan disuling menjadi diesel, kerosene dan bahan bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon lebih besar lagi, misalnya parafin wax mempunyai 25 atom karbon, dan aspal mempunyai atom karbon lebih dari 35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim dingin, butana (C4H10), digunakan sebagai bahan campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang tinggi akan membantu mesin menyala pada musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai pemantik rokok. Di beberapa negara, propana (C3H8) dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan digunakan masyarakat sebagai bahan bakar transportasi maupun memasak.                            Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan rumus umum CnH2n. Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tapi memiliki titik didih yang lebih tinggi.                                                                              
Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki satu atau lebih cincin planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom hidrogen akan berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum CnHn. Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan asap hitam pekat. Beberapa bersifat karsinogenik.                                                                                       Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi fraksional di tempat pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet, kerosin, dan hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana (isooktana), dipakai sebagai campuran utama dalam bensin, mempunyai rumus kimia C8H18 dan bereaksi dengan oksigen secara eksotermik:
2 C8H18(l) + 25 O2(g) → 16 CO2(g) + 18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana)
   Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak Bumi dapat diteliti di laboratorium. Molekul-molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut, kemudian akan dipisahkan di kromatografi gas, dan kemudian bisa dideteksi dengan detektor yang cocok.      
 Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak Bumi atau produk hasil olahannya akan menyebabkan produk sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang bercampur maka akan menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan yang tinggi di dalam mesin kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga mengandung molekul nitrogen oksida yang dapat menimbulkan asbut.
A.    Proses Pembentukan Minyak Bumi
        Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori pembentukan minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu minyak bumi menjadi spesifik dan tidak sama antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lainnya. Karena saya adalah seorang chemist, maka pendekatan yang saya lakukan lebih banyak kepada aspek kimianya daripada dari aspek geologi. Pemahaman tentang proses pembentukan minyak bumi akan diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk menginterpretasikan hasil identifikasi. Ada banyak hipotesa tentang terbentuknya minyak bumi yang dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya adalah :
1.      Teori Biogenesis (Organik)
      Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian M.W. Lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukung oleh sarjana lainnya seperti, New Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan bahwa: “minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.”
2.      Teori Abiogenesis (Anorganik)
     Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain.
     Dari sekian banyak hipotesa tersebut yang sering dikemukakan adalah Teori Biogenesis, karena lebih bisa. Teori pembentukan minyak bumi terus berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi dan teknik analisis minyak bumi, sampai kemudian pada tahun 1984 G. D. Hobson dalam tulisannya yang berjudul “The Occurrence and Origin of Oil and Gas”.
     Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfir dengan permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan, dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut.
     Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme). Dalam proses ini, terjadi kebocoran kecil yang memungkinkan satu bagian kecil karbon yang tidak dibebaskan kembali ke atmosfir dalam bentuk CO2, tetapi mengalami transformasi yang akhirnya menjadi fosil yang dapat terbakar. Bahan bakar fosil ini jumlahnya hanya kecil sekali. Bahan organik yang mengalami oksidasi selama pemendaman. Akibatnya, bagian utama dari karbon organik dalam bentuk karbonat menjadi sangat kecil jumlahnya dalam batuan sedimen.
     Pada mulanya senyawa tersebut (seperti karbohidrat, protein dan lemak) diproduksi oleh makhluk hidup sesuai dengan kebutuhannya, seperti untuk mempertahankan diri, untuk berkembang biak atau sebagai komponen fisik dan makhluk hidup itu. Komponen yang dimaksud dapat berupa konstituen sel, membran, pigmen, lemak, gula atau protein dari tumbuh-tumbuhan, cendawan, jamur, protozoa, bakteri, invertebrata ataupun binatang berdarah dingin dan panas, sehingga dapat ditemukan di udara, pada permukaan, dalam air atau dalam tanah.
     Apabila makhluk hidup tersebut mati, maka 99,9% senyawa karbon dan makhluk hidup akan kembali mengalami siklus sebagai rantai makanan, sedangkan sisanya 0,1% senyawa karbon terjebak dalam tanah dan dalam sedimen. Inilah yang merupakan cikal bakal senyawa-senyawa fosil atau dikenal juga sebagai embrio minyak bumi.                                                                                                                        Embrio ini mengalami perpindahan dan akan menumpuk di salah satu tempat yang kemungkinan menjadi reservoar dan ada yang hanyut bersama aliran air sehingga menumpuk di bawah dasar laut, dan ada juga karena perbedaan tekanan di bawah laut muncul ke permukaan lalu menumpuk di permukaan dan ada pula yang terendapkan di permukaan laut dalam yang arusnya kecil.                                                    Embrio kecil ini menumpuk dalam kondisi lingkungan lembab, gelap dan berbau tidak sedap di antara mineral-mineral dan sedimen, lalu membentuk molekul besar yang dikenal dengan geopolimer. Senyawa-senyawa organik yang terpendam ini akan tetap dengan karakter masing-masing yang spesifik sesuai dengan bahan dan lingkungan pembentukannya. Selanjutnya senyawa organik ini akan mengalami proses geologi dalam perut bumi. Pertama akanmengalami proses diagenesis, dimana senyawa organik dan makhluk hidup sudah merupakan senyawa mati dan terkubur sampai 600 meter saja di bawah permukaan dan lingkungan bersuhu di bawah 50°C.   Pada kondisi ini senyawa-senyawa organik yang berasal dan makhluk hidup mulai kehilangan gugus beroksigen akibat reaksi dekarboksilasi dan dehidratasi. Semakin dalam pemendaman terjadi, semakin panas lingkungannya, penam-bahan kedalaman 30 – 40 m akan menaik-kan temperatur 1°C. Di kedalaman lebih dan 600 m sampai 3000 m, suhu pemendaman akan berkisar antara 50 – 150 °C, proses geologi kedua yang disebut katagenesis akan berlangsung, maka geopolimer yang terpendam mulal terurai akibat panas bumi.                                                                     Komponen-komponen minyak bumi pada proses ini mulai terbentuk dan senyawa–senyawa karakteristik yang berasal dan makhluk hidup tertentu kembali dibebaskan dari molekul. Bila kedalaman terus berlanjut ke arah pusat bumi, temperatur semakin naik, dan jika kedalaman melebihi 3000 m dan suhu di atas 150°C, maka bahan-bahan organik dapat terurai menjadi gas bermolekul kecil, dan proses ini disebut metagenesis.                                                                                   Setelah proses geologi ini dilewati, minyak bumi sudah terbentuk bersama-sama dengan bio-marka. Fosil molekul yang sudah terbentuk ini akan mengalami perpindahan (migrasi) karena kondisi lingkungan atau kerak bumi yang selalu bergerak rata-rata sejauh 5 cm per tahun, sehingga akan ter-perangkap pada suatu batuan berpori, atau selanjutnya akan bermigrasi membentuk suatu sumur minyak. Apabila dicuplik batuan yang memenjara minyak ini (batuan induk) atau minyak yang terperangkap dalam rongga bumi, akan ditemukan fosil senyawa-senyawa organik. Fosil-fosil senyawa inilah yang ditentukan strukturnya menggunaan be-berapa metoda analisis, sehingga dapat menerangkan asal-usul fosil, bahan pembentuk, migrasi minyak bumi serta hubungan antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lain dan hubungan minyak bumi dengan batuan induk.
CaCO3 + Alkali → CaC2 + HO → HC = CH → Minyak bumi
B.     Komposisi Minyak Bumi
            Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
1.      Hidrokarbon Jenuh (alkana)
a)      Dikenal dengan alkana atau paraffin.
b)      Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak).
c)      Sedangkan rantai bercabang lebih sedikit.
d)     Senyawa penyusun diantaranya:
1)            Metana                        CH4
2)            Etana                           CH3 – CH3
3)             Propana                      CH3 – CH2 – CH3
4)            Butana                         CH3 – (CH2)2 – CH3
5)            n-heptana                    CH3 – (CH2)5 – CH3
6)             iso oktana                    CH3 – C(CH3)2 – CH2 – CH – (CH3)2
2.      Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)
a)      Dikenal dengan alkena
b)      Keberadaannya hanya sedikit
c)      Senyawa penyusunnya:
1)      Etena,            CH= CH2
2)      Propena,        CH2 = CH – CH3
3)      Butena,          CH2 = CH – CH2 – CH3
3.      Hidrokarbon Jenuh berantai siklik (sikloalkana)
a)      Dikenal dengan sikloalkana atau naftena
b)      Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana
4.      Hidrokarbon aromatik
a)      Dikenal sebagai seri aromatic
b)      Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit
5.      Senyawa Lain


a)      Keberadaannya sangat sedikit sekali
b)      Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi adalah belerang, nitrogen, oksigen dan organo logam (kecil sekali).

C.     Proses Pengolahan Minyak Bumi
        Minyak mentah yang peroleh dari pengeboran berupa cairan hitam kental yang pemanfaatannya harus diolah terlebih dahulu. Pengeboran minyak bumi di Indonesia, terdapat di pantai utara Jawa (Cepu, Wonokromo, Cirebon), Sumatra (Aceh, Riau), Kalimantan (Tarakan, Balikpapan) dan Irian (Papua). Pengolahan minyak bumi melalui dua tahapan, diantaranya:
1.      Pengolahan pertama, Pada tahapan ini dilakukan “distilasi bertingkat memisahkan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan titik didihnya. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah. Sedangkan titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sangkup-sangkup yang disebut sangkup gelembung.
2.      Pengolahan kedua, Pada tahapan ini merupakan proses lanjutan hasil penyulingan bertingkat dengan proses sebagai berikut:
a)      Perengkahan (cracking)
b)       Ekstrasi
c)      Kristalisasi
d)     Pembersihan dari kontaminasi

D.    Dampak Penggunaan Minyak Bumi Serta Solusinya
        Penggunaan minyak bumi memang memberikan manfaat dan dampak yang positif bagi kehidupan manusia. Minyak bumi merupakan bahan bakar utama yang digunakan manusia untuk berkendara, menyalakan mesin-mesin pabrik, juga untuk memasak. Namun, minyak bumi juga menimbulkan masalah dan dampak yang negatif bagi kehidupan manusia di bumi.
        Kendaraan bermotor menggunakan minyak bumi sebagai bahan bakar utama. Ada dua jenis pembakaran yang dihasilkan, pembakaran sempurna dan pembakaran tidak sempurna. Pembakaran sempurna menghasilkan zat CO, N2 dan H2O yang tidak mencemari dan merusak lingkungan, juga tidak membahayakan kesehatan. Sedangkan pembakaran yang tidak sempurna akan melepas zat-zat berbahaya seperti Timbal (Pb), Partikulat, karbon monoksida (CO), ozon (03), oksida nitrogen dan oksida sulfur. Zat-zat tersebut dapat menimbulkan berbagai pencemaran dan kerusakan lingkungan, juga menimbulkan penyakit, mulai dari gangguan pernafasan sampai kerusakan otak bahkan kanker.
Selain itu, gas CO2 mempunyai kemampuan untuk menahan energi matahari gelombang panjang sehingga panas matahari tidak dapat dilepas ke luar angkasa. Ini menyebabkan sinar matahari terjebak oleh gas CO2 sehingga disebut sebgai efek rumah kaca. Hal inilah yang memicu pemanasan global. Pemanasan global akan banyak menimbulkan berbagai macam masalah di bumi dan akan menimbulkan bencana juga mengancam kehidupan anak cucu kita nantinya.
        Nenek kakek kita berhasil menjaga alam ini dengan baik sehingga kelestarian dan keseimbangan alam tetap terjaga. Karena itu kita dapat menjalani hidup ini dengan nyaman, kenyamanan hidup kita, anak cucu mereka merupakan tanggung jawab nenek moyang kita untuk menjaminnya. Sudah sepantasnya kita memiliki kesadaran untuk meniru dan mengikuti perilaku nenek moyang kita yang telah bertanggung jawab menjaga kelestarian alam ini, karena kita bertanggung jawab atas keberlangsungan hidup anak cucu kita, penerus umat manusia. Jika alam yang kita jadikan tempat tinggal ini rusak, bagaimana mereka dapat menjalani kehidupan di dunia ini dengan nyaman ? Bumi merupakan satu-satunya tempat yang diciptakan Tuhan Yang maha Esa sebagai tempat tinggal umat manusia. Kita memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan alam ini, termasuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan dari penggunaan minyak bumi. Kalau bumi ini sudah tidak layak untuk dihuni, dimana lagi kita dapat tinggal dan berlindung ?
            Dari dampak – dampak yang terjadi kita dapat melakukan tindakan – tindakan yang akan mengurangi akibat negative dari dampak – dampak tersebut, yaitu sebagai berikut;
1.      Menghemat energi semaksimal mungkin
2.      Menggunakan transportasi umum dan berkendara sesuai dengan prinsip ramah lingkungan
3.      Menjaga hutan tetap lestari
4.      Memproduksi bensin bebas timbal (Pb)
5.      Memproduksi bioetanol dan biodiesel
6.      Mengembangkan mobil listrik
7.      Mengembangkan mobil hibrida

E.     Manfaat dari Pengolahan Minyak Bumi
            Produk Hasil Pengolahan Minyak Bumi adalah bahan bermanfaat yang berasal dari minyak mentah  (minyak bumi) setelah diproses di pengolahan minyak. Menurut komposisi dan permintaan minyak mentah, pengolahan dapat memproduksi berbagai jenis produk minyakbumi. Produk minyak terbesar digunakan sebagai energi; bermacam tingkatan minyak bahan bakar dan bensin. Hasil Pengolahan Minyak Bumi tersebut seperti;
1.      LPG, 
2.      Bensin, 
3.      Nafta, 
4.      Kerosin,
5.      Solar, 
6.      Oli,
7.      Lilin, 
8.      Minyak Bakar, dan
9.       Bitumen.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
      Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi kalsium karbida, CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air yang menghasilkan asetilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi. Produk hasil pengolahan minyak bumi antara lain : Bahan bakar, napta, gasoline, kerosin, minyak solar, minyak pelumas dan residu. Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai bahan industri kimia yang penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang disebut petrokimia.
      Dampak yang ditimbulkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, akan menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang dalam bentuk gas dapat mencemari udara dan kadang-kadang mengasilkan partikel-pertikel yang menimbulkan asap cukup tebal, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
            Pencemaran lain adalah gas karbon monoksida, Co, gas ini berbahaya pada tubuh manusia karena lebih mudah terikat pada hemoglobin darah, sehingga kemampuan darah mengikat oksigen menjadi menurun.
B.     Saran
      Oleh karena minyak bumi itu proses pembentukannya lama, maka kita harus berhemat dalam pemanfaatannya, agar minyak bumi itu tidak cepat habis. Dan penggunaan bensin / bahan bakar haruslah yang tidak berdampak negatif terhadap lingkungan alam sekitarnya.




DAFTAR PUSTAKA



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT

LAPORAN TITIK DIDIH LARUTAN