MAKALAH UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT

Makalah Kimia

UNSUR TRANSISI
(PERIODE KEEMPAT)




DISUSUN OLEH:
KELAS XI MIA 4
KELOMPOK VII
1.       SUCI ARSI RAMDHANI
2.       SRI ASRIKA
3.       ST. NURBAYA
4.       WAHYUNI
5.       WIKI INDRADINATA ANDI TUNRU
6.       RINALDY ILHAM MS
SMA NEGERI 1 BARRU
TAHUN PELAJARAN 2016/2017


KATA PENGANTAR

            Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kimia yang berjudul “UNSUR TRANSISI (PERIODE KEEMPAT)”. Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang diberikan oleh guru pembimbing kepada kelompok kami. Makalah ini dapat menjadi penuntun siswa dalam memahami materi yang disajikan.
            Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada guru pembimbing dan teman-teman yang telah banyak membantu  dalam proses penyelesaian  makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat oleh pembaca. Meski makalah ini masih mempunyai kekurangan, kami selaku penyusun mohon kritik dan sarannya. Terima kasih.

Barru,                  Desember 2016


                                                                                                           
                          Kelompok VII

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI 
BAB I PENDAHULUAN 
A.    Latar Belakang 
B.     Rumusan Masalah 
C.     Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.    Kelimpahan Unsur Transisi (Periode Keempat) di Alam
B.     Sifat Fisis dan Sifat Kimia Unsur Transisi (Periode Keempat) 
C.     Proses Pembuatan Unsur Transisi (Periode Keempat) 
D.    Kegunaan Unsur Transisi (Periode Keempat)
E.     Dampak dari Unsur Transisi (Periode Keempat)

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran 
DAFTAR PUSTAKA 
LAMPIRAN 



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari ,kita sering mendengar seperti tembaga, besi, emas dan perak. Bagaimana posisi unsur-unsur terseb utdalam tabel periodik? Unsur-unsur tersebut terletak pada golongan transisi periode keempat dan kelima. Disini kami hanya membahas tentang unsur-unsur transisi periode keempat.
Unsur transisi merupakan kelompok unsur yang terletak pada blok d di dalam sistem periodik. Unsur transisi (periode keempat) umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi (periode keempat) memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur  golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks.
Unsur- unsur transisi pada perioda 4 terdiri atas 10 unsur, yaitu : Skandium, Titanium, Vanadium, Kromium, Mangan, Besi, Kobalt, Nikel, Tembaga dan Seng.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kelimpahan unsur transisi (periode keempat) di alam?
2.      Apa saja sifat fisis dan sifat kimia unsur transisi (periode keempat)?
3.      Bagaimana proses pembuatan unsur transisi (periode keempat)?
4.      Apa saja kegunaan dari unsur transisi (periode keempat)?
5.      Apa saja dampak dari unsure transisi (periode keempat)?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui kelimpahan unsur transisi (periode keempat) di alam.
2.      Untuk mengetahui sifat fisis dan sifat kimia unsur transisi (periode keempat).
3.      Untuk mengetahui proses pembuatan unsur transisi (periode keempat).
4.      Untuk mengetahui kegunaan dari unsur transisi (periode keempat).
5.      Untuk mengetahui dampak dari unsur transisi (periode keempat).

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kelimpahan Unsur Transisi (Periode Keempat) di Alam
      Unsur unsur yang termasuk periode keempat yaitu, Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Kobalt (Co), Mangan (Mn), Besi (Fe), kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), Seng (Zn). Unsur transisi di alam dapat dilihat dalam penjelasan berikut :
1.      Skandium(Sc)
Skandium (Sc) terdapat dalam mineral torvetit (Sc2SiO7).
2.      Titanium (Ti)
Unsur ini terdapat dalam mineralrutile (TiO2) yang terdapat dalam bijih besi sebagai ilmenit  (FeTi)2O3  dan  ferrotitanate (FeTiO3) juga terdapat dalam karang, silikat,bauksit batubara, dan tanah liat.
3.      Vanadium (V)
Vanadium terdapat dalam senyawa karnotit (K-uranil-vanadat) [(K2(UO2)2(VO4)2.3H2)], dan vanadinit (Pb5(VO4)3Cl).
4.      Kromium (Cr)
Bijih utama dari kromium di alam adalah kromit (FeO.Cr2O2) dan sejumlah kecil dalam kromoker.
5.      Mangan (Mn)
Bijih utamanya berupa pirulosit (batu kawi) (MnO2),  dan  rodokrosit (MnCO3) dan diperkirakan cadangan Mn terbesar terdapat di dasar lautan.
6.      Besi (Fe)
       Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di   kerak   bumi    (sekitar 6,2% massa kerak bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi umumnya ditemukan dalam bentuk mineral (bijih        besi), seperti    hematite Logam Besi bereaksi dengan larutan asam klorida menghasilkan gas hidrogen. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : Fe(s) +  2H+(aq) → Fe2+(aq) +  H2(g)
Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe3+. Sementara larutan asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe3O4 yang dapat menghambat reaksi lebih lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +2 dan +3. Beberapa contoh senyawa Besi (II) antara lain FeO (hitam), FeSO4. 7H2O (hijau), FeCl(kuning), dan FeS (hitam). Ion Fe2+ dapat dengan mudah teroksidasi menjadi ion Fe3+ bila terdapat gas oksigen yang cukup dalam larutan Fe2+. Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi (III) adalah Fe2O3(coklat-merah) dan FeCl(coklat).
7.      Kobalt (Co)    
Kobalt terdapat di alam sebagai arsenida dari Fe, Co, Ni, dan dikenal sebagai smaltit, kobaltit (CoFeAsS) dan eritrit Co3(AsO4)2.8H2O.
8.      Nikel (Ni)
            Nikel ditemukan dalam beberapa senyawa berikut ini, yaitu :
·          Sebagai senyawa sulfida : penladit (FeNiS), milerit (NiS).
·          Sebagai senyawa arsen   : smaltit (NiCOFeAs2).
·          Sebagai senyawa silikat   : garnierit (Ni.MgSiO3).
9.      Tembaga (Cu)
            Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious metal). Tembaga umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu bijih mineral, seperti Pirit.
Tembaga (kalkopirit) CuFeS2,  bornit (Cu3FeS3),  kuprit (Cu2O),  melakonit (CuO), malasit (CuCO3.Cu(OH)2­)(Fe2O3),  siderite (FeCO3),  dan magnetite (Fe3O4).Semua senyawa Tembaga (I) bersifat diamagnetik            dan tidak berwarna (kecuali Cu2O yang  berwarna merah), sedangkan semua senyawa Tembaga (II) bersifat paramagnetik dan berwarna. Senyawa hidrat yang mengandung ion Cu2+ berwarna biru. Beberapa contoh senyawa yang mengandung Tembaga (II) adalah CuO (hitam), CuSO4.5H2O (biru),  dan CuS (hitam).
10.  Seng (Zn)
Seng (Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende (ZnS),  sebagai senyawa karbonat kelamin (ZnCO3),  dan senyawa silikat seperti hemimorfit (ZnO.ZnSiO3.H2O).

B.     Sifat Fisis dan Sifat Kimia Unsur Transisi (Periode Keempat)
1.      Sifat Fisis Unsur Transisi (Periode Keempat)
Unsur transisi periode keempat memiliki sifat fisik khas yang berbeda dengan sifat unsur utama. Berikut merupakan sifat fisik dari unsur transisi periode keempat.
a.       Sifat Logam

Unsur

Sc

Ti

V

Cr

Mn

Fe

Co

Ni

Cu

Zn

Jari-jari atom (nm)

0,16

0,15

0,14

0,13

0,14

0,13

0,13

0,13

0,13

0,13

Titik leleh (0C)

1540

1680

1900

1890

1240

1540

1500

1450

1080

420

Titik didih (C)

2370

3260

3400

2480

2100

3000

2900

2730

2600

910

Kerapatan (g/cm3)

3,0

4,5

6,1

7,2

7,4

7,9

8,9

8,9

8,9

7,1

E ionisasi I (kJ/mol)

6,30

660

650

6500

720

760

760

740

750

910

E ionisasi II (kJ/mol)

1240

1310

1410

1590

1510

1560

1640

1750

1960

1700

E ionisasi III (kJ/mol)

2390

2650

2870

2990

3260

2960

3230

3390

3560

3800

Ered M2+ (aq)

-

-

-1,2

-0,91

-1,19

-0,44

-0,28

0,25

+0,34

0,76

Ered M3+ (aq)

-2,1

-1,2

-0,86

-0,74

-0,28

-0,04

+0,44

-

-

-

Kekerasan (skala mohs)

-

-

-

9,0

5,0

4,5

-

-

3,0

2,5


b.      Sifat Kemagnetan
            Adanya elektron-elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d menyebabkan unsur-unsur transisi bersifat paramagnetic (dapat ditarik oleh medan magnet) seperti : Sc, Ti, V, Cr dan Mn. Makin banyak elektron yang tidak berpasangan, maka makin kuat pula sifat paramagnetiknya. Unsur yang memiliki elektron berpasangan (Zn dan Cu) bersifat diamagnetik (tidak tertarik oleh medan magnet. Unsur Fe, Co, Ni bersifat Ferromagnetik meski logam ini dijauhi medan magnet, tetapi induksi magnet logam ini tidak hilang.


c.       Warna Senyawa
            Senyawa unsur transisi (kecuali skandium dan seng), memberikan bermacam warna baik padatan maupun larutannya. Warna senyawa dari unsure transisi juga berkaitan dengan adanya orbital sub kulit d yang terisi tidak penuh. Peralihan electron yang terjadi pada pengisian subkulit d (sehingga terjadi perubahan bilangan oksidasi) menyebabkan terjadinya warna pada senyawa logam transisi. Senyawa dari Sc3+  dan Ti4+  tidak berwarna karena subkulit 3d-nya kosong, serta senyawa dari Zn2+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya terisi penuh, sehingga tidak terjadi peralihan elektron.
2.      Sifat Kimia Unsur Transisi (Periode Keempat)
a.       Tingkat Oksidasi
      Kecuali Sc dan Zn, unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai beberapa tingkat oksidasi. Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu. Adanya bilangan oksidasi lebih dari satu ini disebabkan mudahnya melepaskan elektron valensi. Dengan demikian, energi ionisasi pertama, kedua dan seterusnya memiliki harga yang relatif lebih kecil dibanding unsur golongan utama. Walaupun unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi, keteraturan dapat dikenali. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Jadi, dalam kasus skandium dengan konfigurasi elektron (n-1)d1ns2, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan konfigurasi (n-1)d5ns2, akan berbilangan oksidasi maksimum +7. 
Bila jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan konfigurasi elektron (n-1)d6ns2, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi penting seperti kobal Co, Nikel Ni, tembaga Cu dan zink Zn lebih rendah dari bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n–1)d dan ns-nya. Di antara unsur-unsur yang ada dalam golongan yang sama, semakin tinggi bilangan oksidasi semakin penting untuk unsur-unsur pada periode yang lebih besar.
b.      Ion Kompleks
      Ion pusat berfungsi sebagai akseptor pasangan elektron (asam lewis), sedangkan ligan berfungsi sebagai donor pasangan elektron (basa lewis). Dengan demikian ion kompleks dapat terbentuk jika terjadi ikatan antara ion pusat yang memiliki orbital kosong dan ligan yang memiliki pasangan elektron bebas. Jika ligan menyumbangkan sepasang elektron disebut ligan unidentat, jika ligan menyumbangkan dua pasang elektron disebut ligan bidentat, dan jika ligan menyumbangkan lebih dari satu atau dua pasang elektron disebut ligan polidentat. Berikut adalah istilah yang terdapat dalam ion kompleks.
·          Ion Pusat
Adalah asam lewis sebagai ekseptor (penerima) elektron dari ligan. Ion pusat adalah kation dan biasanya ion logam transisi.
·          Bilangan Koordinasi
Adalah jumlah donor atom yang terikat pada ion pusat/ menyatakan jumlah ligan, dimana bilangan koordinasi suatu ion pusat sama dengan dua kali bilangan oksidasinya.
·          Ligan
Adalah basa lewis yang memiliki pasangan elektron bebas atau memiliki pasangan elektron π (donor sepasang elektron kepada ion pusat). Berikut ini adalah tabel beberapa jenis ligan beserta muatannya.
Ligan
Nama
Muatan
Ligan
Nama
Muatan
H2O
Akuo / Aqua
-
H-
Hidro / Hidrido
-1
NH3
Amina / Amin / Azana
-
OH-
Hidrokso
-1
H2S
Sulfan
-
RO-
Alkoksi
-1
H2Te
Telan
-
C6H5O-
Fenoksi
-1
CO
Karbonil
-
CN-
Siano
-1
CS
Tiokarbonil
-
ONO-
Nitrito
-1
NO
Nitrosil
-
NO2-
Nitro
-1
NO2
Nitril
-
ONO2-
Nitrato
-1
NS
Tionitrosil
-
OSO22-
Sulfito
-2
SO
Sulfinil / Tionil
-
OSO32-
Sulfato
-2
SO2
Sulfonil / Sulfuril
-
S2O32-
Tiosulfato
-2
NH2-
Amido
-1
OCN-
Sianato
-1
NH2-
Imido
-2
NCO-
Isosianato
-1
N(CH3)2-
Dimetilamido
-1
SCN-
Tiosianato
-1
N3-
Nitrido
-3
NCS-
Isotiosianato
-1
N3-
Azido
-1
CH3COO-
Asetato
-1
S2-
Tio/Tiokso/Sulfido
-2
CO32-
Karbonato
-2
O3-
Ozonido
-1
C2O42-
Oksalato
-2
F-
Floro
-1
H-
Hidro / Hidrido
-1
Cl-
Kloro
-1
OH-
Hidrokso
-1
Br-
Bromo
-1
RO-
Alkoksi
-1
I-
Iodo
-1
C6H5O-
Fenoksi
-1
O2-
Okso / Oksido
-2
CN-
Siano
-1
O22-
Perokso
-2
ONO-
Nitrito
-1
Se2-
Selenokso / Selenido
-2
NO2-
Nitro
-1
Te2-
Telurokso / Telurido
-2
ONO2-
Nitrato
-1
SH-
Merkapto / Sulfanido
-1




·          Muatan Ion kompleks
           Muatan ion pusat ditambah dengan muatan ligan-ligannya. Contohnya ion kompleks yang terdiri atas ion pusat Al3+, empat ligan H2O dan dua ligan OH- memiliki muatan :
(+3) + (4 x 0) + (2 x -1) = +1 , sehingga ion kompleks dapat ditulis : [Al(H2O)4(OH)2]+
·          Tata Nama Ion Kompleks
Ligan + Ion Pusat , artinya ligan ditulis terlebih dahulu kemudian diikuti oleh ion pusat.
Aturan Penamaan Ligan :
1)      Jika terdapat jumlah ligan lebih dari satu (jenis ligan sama), maka penulisan ligan diawali dengan kata :
2 = di         3 = tri              4 = tetra           5 = penta         6 = heksa
2)      Jika terdapat jenis ligan  lebih dari satu, maka penulisannya mengikuti abjad. Tetapi biasanya ligan netral ditulis terlebih dahulu kemudian ligan anion.
Aturan Penamaan Ion Pusat :
1)      Jika ion kompleks bermuatan positif (ion kompleks yang terbentuk adalah kation), maka penamaan ion pusat menggunakan nama Bahasa Indonesia kemudian diikuti dengan biloksnya yang ditulis dalam angka romawi di dalam kurung.
2)      Jika ion kompleks bermuatan negatif (ion kompleks yang terbentuk adalah anion), maka penamaan ion pusat menggunakan nama Bahasa Latin ditambah akhiran -at kemudian diikuti dengan biloksnya yang ditulis dalam angka romawi di dalam kurung.
Daftar unsur aturan penamaan ion kompleks anion dan kation
Unsur
Kation
Anion
Al
Aluminum
Aluminat
Ag
Perak
Argentat
Cr
Krom
Kromat
Co
Kobalt
Kobaltat
Cu
Tembaga
Kuprat
Ni
Nikel
Nikelat
Zn
Seng
Zinkat
Fe
Besi
Ferrat
Mn
Mangan
Manganat
Pb
Timbal
Plumbat
Au
Emas
Aurat
Sn
Timah
Stannat

Contoh :
Ion kompleks positif
[Cr(HN3)4Cl2]+
Atom pusat : Cr3+ = Krom (III)
Bilangan koordinasi : 6
Ligan :
1)      NH3 sebanyak 4 = tetraamin
2)      Cl- sebanyak 2 = dikloro
Penamaan : tetraamindiklorokrom(III)
Ion kompleks negatif
[Cr(CN)4]-
Atom pusat : Cr3+ = Krom (III)
Bilangan koordinasi : 4
Ligan :
1)      CN sebanyak 4 = tetrasiano
Penamaan : tetrasianokromat(III)
·          Geometri Ion Kompleks
            Ikatan yang terjadi adalah ikatan koordinasi. Bentuk Geometri pada ion kompleks Berdasarkan teori VSEPR (teori tolakan pasangan elektron valensi) dengan ketentuan :
1)      Ion kompleks memiliki bilangan koordinasi 2 memiliki bentuk geometri linear
2)      Ion kompleks memiliki bilangan koordinasi 4 memiliki bentuk geometri tetrahedral
3)      Ion kompleks memiliki bilangan koordinasi 4 memiliki bentuk geometri oktahedral.

C.     Proses Pembuatan Unsur Transisi (Periode Keempat)
1.      Skandium (Sc)            : dibuat dengan elektrolisis cairan ScCl3 yang dicampurkan dengan klorida-klorida lain.
2.      Titanium (Ti)   : Salah satu metode yang digunakan dalam proses pembuatan titanium adalah Metode Kroll yang banyak menggunakan klor dan karbon. Hasil reaksinya adalah titanium tetraklorida yang kemudian dipisahkan dengan besi triklorida dengan menggunakan proses distilasi. Senyawa titanium tetraklorida, kemudian direduksi oleh magnesium menjadi logam murni. Udara dikeluarkan agar logam yang dihasilkan tidak dikotori oleh unsur oksigen dan nitrogen. Sisa reaksi adalah antara magnesium dan magnesium diklorida yang kemudian dikeluarkan dari hasil reaksi menggunakan air dan asam klorida sehingga meninggalkan spons titanium. Spon ini akan mencair dibawah tekanan helium atau argon yang pada akhirnya membeku dan membentuk batangan titanium murni.
3.      Vanadium (V) : frevonadium (logam campuran dengan besi) dihasilkan dari reduksi V2O5 dengan campuran silikon (Si) dan besi (Fe), reaksinya:
2V2O5(s)  + 5 Si(s) + Fe(s)  →   4V(s) + Fe(s) + 5 SiO2(s)
Senyawa SiO2 ditambah dengan CaO menghasilkan suatu terak yaitu bahan yang dihasilkan selama pemurnian logam.
4.      Krom (Cr)       : logam krom dibuat menurut proses goldschmidt dengan jalan mereduksi  Cr2O3 dengan logam aluminium. Reaksinya:
Cr2O3 (s) + 2Al(s)   → Al2O3(s) + 2Cr(s)
5.      Mangan (Mn)  : pembuatan feromangan dilakukan dengan mereduksi MnO2 dengan campuran besi oksida dan karbon. Reaksinya:
MnO2 + Fe2O3 + 5C  →  Mn + 2Fe + 5CO
6.      Besi (Fe)          : proses pengolahan bijih besi untuk menghasilkan logam besi dilakukan dalam tanur tinggi. Prinsip kerjanya dengan mereduksi oksida besi dengan gas karbon monoksida.

7.      Kobalt (Co)     : Unsur cobalt diproduksi ketika hidroksida hujan, akan timbul hipoklorit sodium ( NaOCl) . Berikut reaksinya :
2Co2+(aq) + NaOCl(aq) + 4OH-(aq) + H2O 2Co(OH)3(s) + NaCl(aq)
Trihydroxide Co(OH)3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan untuk membentuk oksida dan kemudian ditambah dengan karbon sehingga terbentuklah unsur kobalt metal. Berikut reaksinya
2Co(OH)3 → Co2O3 + 3H2O
2Co2O3 + 3C  →  4Co(s) + 3CO2(g)
8.      Nikel (Ni)        : Proses pembuatan biji nikel dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan kadar nikel di atas 75 persen. Tahap-tahap utama dalam proses pembuatan adalah sebagai berikut:
·         Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang dipasok dari bagian Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran 25 mm.
·         Kalsinasi dan Reduksi di Tanur untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.
·         Peleburan di Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan terak
·         Pengkayaan di Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi di atas 75 persen.
·         Granulasi dan Pengemasan untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.
9.      Tembaga (Cu) : proses pengolahan tembaga diawali dengan pemanggangan kalkopirit (CuFeS2) atau bijih tembaga lain. Hasil pemanggangan dioksidasi dalam oksigen. Tembaga yang dihasilkan dimurnikan secara elektrolisis dan flotasi (proses pemisahan yang digunakan untuk menghasilkan konsentrat tembaga-emas).

10.  Seng (Zn)        : pembuatan logam seng dilakukan dengan pemanggangan seng sulfida (ZnS) kemudian oksida seng direduksi dengan karbon pijar.

D.    Kegunaan Unsur Transisi (Periode Keempat)
1.      Kegunaan Skandium
            Dalam jumlah kecil, skandium digunakan sebagai filamen lampu yang memiliki intensitas tinggi.
2.      Kegunaan Titanium
·         Sebagai bahan kontruksi, karena mempunyai sifat fisik :
1)      Rapatannya rendah (logam ringan)
2)      Kekuatan struktrurnya tinggi
3)      Tahan panas
4)      Tahan terhadap korosi
·         Sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonic
·         Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik
·         Sebagai bahan katalis dalam industry polimer polietlen.
·         Membuat jam tangan tahan karat dan bingkai kacamata yang ringan.
·         Digunakan untuk pengganti dan penyambung tulang atau lutut yang patah.
3.      Kegunaan Vanadium
            Banyak digunakan dalam industri-industri:
·         Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi
·         Untuk membuat logam campuran
·         Oksidasi vanadium, V2O, digunakan sebagai katalis pada pembuatan asam sulfat dengan proses kontak
4.      Kegunaan Kromium
·         Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industri :
a.       Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja yang bersifatkeras dan permukaannya tetap mengkilap.
b.      Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap, dan tidak kusam
·         Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator kuat yangbiasanya digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.
·         Kromium dapat juga digunakan sebagai pigmen, yaitu PbCrO4 (kuning kromium) dan Cr2O3 (hijau kromium).
5.      Kegunaan Mangan
·         Untuk produksi baja
·         Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi
·         Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsure yang penting untuk penggunaan vitamin B1
6.      Kegunaan Besi
·         Membuat baja
·         Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari seperti, cangkul, pisau, sabit, paku, mesin, dan sebagainya
7.      Kegunaan Kobalt
·         Sebagai aloi
·         Larutan Co2+ digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan juga dalam system peramalan cuaca
8.      Kegunaan Nikel
·         Pembuatan aloi, electrode baterai, dan keramik
·         Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat
·         Pelapis besi (pernekel)
·         Sebagai katalis
9.      Kegunaan Tembaga
·         Bahan kabel listrik
·         Bahan uang logam
·         Untuk bahan mesin tenaga uap
·         Untuk aloi
10.  Kegunaan Seng
·         Bahan cat putih
·         Pelapis lampu TL
·         Layar TV dan monitor computer
·         Campuran logam dengan metal lain

E.     Dampak dari Unsur Transisi (Periode Keempat)
Logam besi mudah terkorosi dalam udara lembap, dalam bentuk senyawa kompleks [k4Fe(CN)6.3H2O], unsur ini bersifat racun bagi tumbuhan. Tembaga mudah terbakar dalam bentuk serbuk, dalam bentuk senyawa CuCl2 melalui pernapasan dapat menyebabkan keracunan. Asam kromium CrO3 beracun dan bersifat karsinogenik.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Unsur transisi merupakan kelompok unsur yang terletak pada blok d di dalam sistem periodik dimana terdiri atas Skandium, Titaniun, Vanadium, Krom, mangan, Besi, Kobalt, Nikel, Tembaga, dan Seng.
2.      Unsur transisi periode keempat memiliki sifat fisik maupun sifat kimia diantaranya sifat kelogaman, kemagnetan, warna, bilangan oksidasi dan ion kompleks.
3.      Unsur trasisi periode keempat terdapat di alam dalam bentuk senyawa kompleks yang berupa mineral antara lain Ilmenit, Vanadit, Kromit, Pirolusit, Hematit, Magnetit, Pirit, Siderit, Smaltit, Kobaltit, Nikelit, Kalkosit, Kalkofirit, Malasit, Spalerit.
4.      Unsur trasisi periode keempat dapat diperoleh dengan cara pengolahan misalnya :
·         Skandium (Sc)      : dibuat dengan elektrolisis cairan ScCl3 yang dicampurkan dengan klorida-klorida lain.
·         Titanium (Ti)         : Salah satu metode yang digunakan dalam proses pembuatan titanium adalah Metode Kroll yang banyak menggunakan klor dan karbon.
·         Vanadium (V)       : frevonadium (logam campuran dengan besi) dihasilkan dari reduksi V2O5 dengan campuran silikon (Si) dan besi (Fe). Senyawa SiO2 ditambah dengan CaO menghasilkan suatu terak yaitu bahan yang dihasilkan selama pemurnian logam.
·         Krom (Cr)             : logam krom dibuat menurut proses goldschmidt dengan jalan mereduksi  Cr2O3 dengan logam aluminium.
·         Mangan (Mn)        : pembuatan feromangan dilakukan dengan mereduksi MnO2 dengan campuran besi oksida dan karbon
·         Besi (Fe)                : proses pengolahan bijih besi untuk menghasilkan logam besi dilakukan dalam tanur tinggi. Prinsip kerjanya dengan mereduksi oksida besi dengan gas karbon monoksida.
·         Kobalt (Co)           : Unsur cobalt diproduksi ketika hidroksida hujan, akan timbul hipoklorit sodium ( NaOCl) . Trihydroxide Co(OH)3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan untuk membentuk oksida dan kemudian ditambah dengan karbon sehingga terbentuklah unsur kobalt metal.
·         Nikel (Ni)  : Proses pembuatan biji nikel dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan kadar nikel di atas 75 persen. Tahap-tahap utama dalam proses pembuatan adalah pengeringan, kalsinasi dan reduksi, peleburan, pengkayaan, granulasi,  dan pengemasan.
·         Tembaga (Cu)       : proses pengolahan tembaga diawali dengan pemanggangan kalkopirit (CuFeS2) atau bijih tembaga lain. Hasil pemanggangan dioksidasi dalam oksigen. Tembaga yang dihasilkan dimurnikan secara elektrolisis dan flotasi (proses pemisahan yang digunakan untuk menghasilkan konsentrat tembaga-emas).
·         Seng (Zn): pembuatan logam seng dilakukan dengan pemanggangan seng sulfida (ZnS) kemudian oksida seng direduksi dengan karbon pijar.
5.      Unsur transisi periode keempat memiliki banyak mamfaat dalam kehidupan seperti Pembuatan aloi, electrode baterai, keramik, bahan kontruksi, bahan pemutih kertas, kaca, kosmetik, logam campuran, baja, badan pesawat, layar TV dan monitor computer, pelapis lampu TL, bahan cat putih, bahan uang logam, untuk bahan mesin tenaga uap, bahan kabel listrik, katalis, catalyser serta untuk memoles kaca, untuk penyepuhan, televisi warna, lampu neon, lampu hemat energi, dan kacamata, pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari seperti, cangkul, pisau, sabit, paku, mesin
6.      Dampak dari unsur transisi (periode keempat) yaitu logam besi mudah terkorosi dalam udara lembap, dalam bentuk senyawa kompleks [k4Fe(CN)6.3H2O], unsur ini bersifat racun bagi tumbuhan. Tembaga mudah terbakar dalam bentuk serbuk, dalam bentuk senyawa CuCl2 melalui pernapasan dapat menyebabkan keracunan. Asam kromium CrO3 beracun dan bersifat karsinogenik.

B.     Saran
            Mengingat banyaknya kegunaan unsur-unsur periode ke empat dalam kehidupan sehari-hari, maka siswa harus benar-benar memahami mengenai unsur-unsur periode keempat, sehingga menjadi sebuah pengetahuan di masa 


 DAFTAR PUSTAKA
http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/07/sifat-fisika-dan-kimia-unsur-transisi-periode-ke-4-keempat.html (Jumat, 16 Desember 2016, pukul 14.30 WITA)









Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN KIMIA MINYAK BUMI